Senin, 11 Januari 2010

Imam Muslim Yang Terintegrasi Dalam Beragama

Jerman Manfaatkan Imam agar Muslim Berintegrasi

Pemerintah Jerman menyelenggarakan kursus integrasi bagi para imam asing guna mempercepat integrasi Muslim di negara Eropa tengah itu. "Kursus yang ditawarkan di sini ditujukan untuk para pakar, orang-orang yang memiliki latar belakang teologi mapan, mereka yang bisa berperan sebagai contoh bagi siapa saja yang mempercayai mereka," kata Sadi Arslan, direktur perkumpulan orang-orang Muslim Turki (DITIB) kepada Deutsche Presse-Agentur (DPA) Jumat (11/12). Limabelas imam ikut serta dalam sebuah kursus selama empat bulan untuk belajar bahasa dan kebudayaan Jerman. Mereka diajari tentang kekuasaan negara, kehidupan dalam sebuah masyarakat pluralis, perbedaan agama, sistem pendidikan, migrasi dan komunitas kerja.
"Kami ingin (mereka) belajar bahasa, sehingga pintu-pintu terbuka ke sebuah dunia yang benar-benar baru," kata Arslan.

Tema kursus "Imam untuk Intergrasi", yang diluncurkan Kamis lalu di kota Nuremberg merupakan gagasan dari Goethe Institute, Kantor Federal untuk Migrasi dan Pengungsi (BAMF) dan DITIB.

Sebagian besar imam di Jerman, tumbuh dan mendapat pendidikan agama di luar Jerman, kebanyakan di Turki.

Kantor urusan agama Turki secara rutin mengirimkan imam ke lebih dari 800 masjid yang berafiliasi dengan DITIB ke sana. Tapi, hanya sedikit yang datang memiliki keterampilan berbahasa Jerman.

Di Jerman terdapat 2.250 imam, termasuk di antaranya sekitar 800 orang berasal dari Turki.

Sekitar 160 masjid dan 2.600 ruangan untuk shalat tersebar di seluruh Jerman.

Pihak penyelenggara berharap kursus itu akan membantu percepatan integrasi Muslim ke dalam masyarakat Jerman.

"Imam bisa memainkan peranan penting dan berperan sebagai jembatan dan mediator untuk mendukung integrasi antara migran dan masyakat luas," kata Presiden BAMF Albert Schmid.

Penyelenggara juga berencana untuk memperluas proyek itu dengan melibatkan 135 pria dan wanita di sembilan kota dalam tiga tahun ke depan.

Kursus inisiatif pemerintah itu bukan yang pertama kali diberikan kepada imam. Universitas Osnabrueck telah menawarkan kursus agama Islam sejak tahun 2008. Musim panas tahun ini, Negara Bagian Lower Saxony mengumumkan rencananya untuk memberikan pendidikan lebih lanjut kepada para imam.

Ada lebih dari 4 juta Muslim di Jerman, di mana 220.000 di antaranya hidup di Berlin.

Orang-orang Muslim Turki diperkirakan jumlahnya duapertiga dari jumlah Muslim yang ada.

Islam menjadi agama ketiga yang paling banyak dianut di Jerman setelah Kristen Protestan dan Katolik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar